Aksara dan Rasa

 Mulai saja,

  Pagi di Kota Angin, tidak ada angin yang kencang menyambutnya seperti yang kubayang kan dulu waktu pertamakali mendengan julukan kota ku ini. Memeng anak-anak hidup bukan dibumi yang kita pijak ini, mereka hidup dengan didalam hanyalan mereka. Bukan aku sih yang bilang, banyak orang yang berkata seperti itu dan tak banyak juga yang mengamin i hal itu. Jika saja dulu mengenal Avatar lebih awal mungkin aku percaya ang sang pengendali semua alemen tinggal disini, lucu pasti.

 Ah balik lagi, Kota angin memang kota ku dinilai frekuensi angin dibandingkan kota-kota lain yang satu provinsi lebih banyak apa lagi di musim penghujan, maka disebutlah kota angin.

 "Bram, braam...! Bangun...." Mama, sembari menyiapkan makanan pagi. Seperti biasa aku bangun paling akhir dari ayah, adik dan mama. Aku tau terburu buru dan ralat menjadi hal buruk, tetapi ya Memeng seperti itu aku. 

 "Akhirnya... Tidak telat aku, pagi pak Tono" menyapa satpam sekolahku yang biasa berdiri didepan gerbang menyapa setiap siswa dan guru. "Pagi, mas Bram" tersenyum kearah ku. "Jam berapa pak sekarang?" Padahal aku selalu bawa jam di tangan kiriku. "06.45 mas Bram, ada kemanjuan" masih mentersenyum sama yang lain.

 "Wuih, mungkin ini yang paling pagi ya pak Tono, ya sudah saya kekelas dulu ya" menuju parkiran. "Iya mas, semangatnya" masih berdiri didepan gerbang, memang tugas beliau begitu.

 Aku sekolah di SMA 1 Negeri Kota Angin. Sekarang aku duduk di kelas 2 IPA. Bisalah anak yang pintar itu selalu duduk di depan itu slah, yang betul dibelakang maknaya aku duduk di tengah. Wkwkkwk.

  "Bram, pinjam PRnya," orang x, " Masaya allah, aku lupa" sambil bergegas ke bangku dan meminjam pr teman yang sudah selesai. Ingat ya kawan, pr itu pekerjaan rumah bukan pekerjaan ruang kelas jadi kalain harus mengerjakannya ya, kalau perlu kalian buat Lis setiap hari di buku atau kertas khusus lalu kalau ada pr catat di situ dengan pensil supaya bisa di pakai terus dan sebagai pengingat kalian.

 "Fiah, cobak aku koreksi prmu SaMA gak kayak punyaku" sambil sedikit merayu. "Alah Bram... Bram... Koreksi koreksi apaan paling mau menyalin prku" judesnya, sambil mengasih kan buku pr nya. Anak x, y, dan z ikutan nimbrung menyalin, ya jelas lah mereka sekali aja mengerjakan pr mungkin semata tidak baik baik saja.

 "Wah fiah, sama kok kerjaan mu, makasih yaa" sambil tertawa. "Iya sama kamu aja baru nulis" judes Mulu dia. " Eh kalau marah terus nanti cepet tua Lo" gurau ku. "Masih percaya hal semacam itu, gak ngaruh tu sama Bu Anna" masih judes. "Iya sehh kok bisa yan beliau marah tapi tetep cantik" heran, " coba Bram tanya skincare nya apa" fiah kepo, "iya tar tak tanya", kembali kebangku.

 Iya sekarang aku menabung Lo kawan, buat beli sesuatu, coba tebak apa yang aku beli. Klunya bisa buat orang senang hehehehe.

Komentar