Aksara dan Rasa

 

Kami ngobrol bersama meski harus diulang berkali-kali karena mmemang dalam berkendara tidak boleh terbagi fokusnya, tapi apa bisa orang yang kehausan yang telah menemukan mata air segar berfikir jernih sebelum meminumnya, itu lah remaja yang berkenalan dengan cinta. “ bram bram sebentar kayaknya ayahku telpon dan  mungkin sedang mencariku” pinta dia” iya” menurut padanya. “ assalamualaikum wr wb, yah” “ aku pulang bersama anak kemarin yang membantu ayah kemarin, iya ini vidio call” sambil di tunjukan padaku. “ haaloo  om saya yang kemarin bram” jelasku “ ooo iya terimakasih nak, om lagi-lagi merepotkan mu, langsung pulang kan ini atau mampir kemana?” Tanya pak mahdil “langsunng pulanng ini depan komplek runah kita om” menjelaskan “ oo iya makasih nanti mampir dulu kenalan sama mamanya eva” iya insya allah” jawabku, ”he ya sudah kalau begitu salam buat mama dan papa dari om dan terimakasih mau mengantar anak om” jelas om mahdil.”sama-sama om” jawab ku.

Setelah mereka mengobrol lagi kita melanjutkan perjalanan ini teinggal beberapa meter pun aku igin putar kembali seakan tidak mau hal ini cepat berakhir. Sampai di depan rumahnya aku sebenar nya dipersilakan masuk tapi rasa sungkan ku terlalu besar untuk mengiinyakan. Akhirnya aku pamiit bersalaman dengannya dan ibunya.

“waktu terus melaju mau tidak mau kau harus melangkah meski berat memang tapi bagai mana kau melawan yang tak mungkin bisa kau hentikan jalannya”

Komentar