Kala Istirahat,

 Tetap menjadi tulus ketika orang yang kau sayangi tak menganggap, bukan senja yang tak lagi nampak, tapi senyum mu mulai memudar dalam ingatan, terkikis angin perlahan dan perlahan. 

Dengan air mata dan aksara tak lagi ada menembusmu.. ya menembus kerasnya hatimu.

Lantas haruskah ku pakai paku dan palu agar dapat ku ukir di hatimu yang keras itu.

Kurasa tidak itu terlalu menyakitkan, untuk mu yang dan untuk ku yang tak akan tega melihat kau terluka.

Menjadi tulus atau bodo mana yang benar tak ada lagi dan tak dapat ku membedakan.

 

Komentar